A balone merupakan moluska dan gastropoda yang termasuk family  Haliotidae . Genus  Haliothis  yang berarti  telinga laut , memiliki sekit...

Produksi Benih Abalone

Abalone merupakan moluska dan gastropoda yang termasuk family Haliotidae. Genus Haliothis yang berarti telinga laut, memiliki sekitar 100 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Abalone merupakan organisme bercangkang tunggal yang memiliki pertumbuhan cukup lambat dan hidup di perairan berbatu, berkarang dan perairan dangkal yang berdekatan dengan makrofit algae/ rumput laut. Cangkang abalone memiliki cirri khusus dengan adanya sebaris lubang respirasi (respiratory hole) yang disebut tremata yang terletak sepanjang sisi kiri cangkang.



source:commons.wikimedia.org
Ada 2 spesies abalone yang mendiami perairan di Bali yaitu Haliothis squamata yang terdapat di pantai selatan Bali dan Haliothis glabrayang terdapat di perairan Timur Bali. Secara umum organisme ini diberi nama lokal “mali-mali”. H.glabra memiliki pertumbuhan maksimal 6-7cm. namun keduanya merupakan spesies yang secara ekonomi memiliki nilai yang cukup tinggi dengan harga jual mencapai Rp. 400.000/kg.
Biologi Abalone
Abalone yang terdapat di daerah subtropics memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan di daerah tropis. Spesies di daerah tropis berasosiasi dengan koral dengan substrat berbatu sedangkan di daerah subtropics diketemukan di karang dan batu-batu besar. Abalone merupakan herbivore dimana veliger larva dan juvenile awal memakan epifit microalgae seperti diatom selanjutnya secara bertahap beralih memakan makro alge atau rumput laut hingga dewasa.
Abalone yang dibudidayakan akan mencapai kematangan sexual setelah 6-8 bulan pada ukuran 3,5-4cm. perkembangan gonad dapat diketahui secara visual, dimana induk betina memiliki kantung gonad berwarna hijau dan induk jantan memiliki gonad berwarna kuning susu. Individu yang sudah mengalami kematangan sexual, gonadnya akan tampak keluar diantara cangkang dan otot kakinya. Perkembangan gonad dapat dirangsang dengan nutrisi yang berkualitas, suhu air yang tepat dan lama penyinaran.
Abalone yang dipelihara di bak-bak pemeliharaan dapat memijah sepanjang tahun. Saat pemijahan gamet dari masing-masing individu akan dilepaskan ke dalam air dan telur-telur yang terbuahi dapat dipanen pada pagi hari pada pukul 6-8 pagi. Veliger akan menetas pada sore hari setelah 10-12 jam dari pembuahan. Larva tersebut bersifat fototaksis positif dan planktonis yang belum membutuhkan pakan dari luar. Proses pemanenan veliger dilakukan dengan cara mengalirkan air dari bak pemijahan menuju kolektor dan veliger yang berada di atas permukaan air akan tertampung ke dalam kolektor. Jumlah larva dapat dihitung secara sampling pada tempat terpisah sebelum ditebar pada bak pemeliharaan larva.
Kultur diatom
Bak penempelan larva dipersiapkan satu minggu sebelum dilakukan penebaran veliger untuk memberikan peluang bagi diatom untuk tumbuh pada feeding plate. Feeding plate dibuat dari plastik bergelombang yang ukurannya diatur sesuai dengan volume dan bentuk bak. Plastik gelombang ini ditempatkan tersuspensi di dalam media pemeliharaan untuk menyediakan tempat menempel bagi larva. Air laut yang masuk ke bak difilter dengan cartridge ukuran 10 mikron dan dialirkan secara kontinyu hingga permukaan plate berwarna hijau kecoklatan, hal ini menandakan diatome telah tumbuh. Pertumbuhan diatom dapat ditingkatkan dengan penyinaran di malam hari. Penyinaran optimal diberikan dengan kekuatan 2500-3000 lux. Komunitas mikroalga yang umum menempel pada plate meliputi Nitsczia, Navicula, Amphora dan Cocconeis.
Pemijahan
Pemijahan induk dilakukan pada bak beton maupun filter glass dengan dialiri air secara kontinyu/ flow through yang telah disaring dengan egg kolektor. Rasio pemijahan induk adalah 1 jantan dan 3-4 betina.
Pemeliharaan larva-Post larva
Larva abalone yang telah menunjukkan fase merayap membutuhkan substrat untuk menempel. Sebelum dilakukan penebaran larva, sebaiknya substrat telah dipersiapkan dan dibersihkan dari kotoran yang menempel, substrat juga merupakan tempat menempelnya diatom untuk pakan larva. Pada minggu pertama tidak dilakukan pergantian air media, selanjutnya pergantian air baru dilakukan secara bertahap mulai minggu ke dua sebanyak 10%. Penebaran larva dilakukan dengan kepadatan 150.000-300.000 ekor per ton.
Media pemeliharaan dibiarkan statis selama 5-7 hari setelah penebaran larva untuk memberikan kesempatan menempelnya seluruh larva. Aerasi dengan kekuatan sedang dibiarkan pada hari ke 5. Pada heri ke 7 mulai dilakukan sirkulasi. Pakan alami Nitzchia spdiberikan setiap hari per bak volume 1,5 m3 sebanyak 5 liter. Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari hingga mencapai ukuran 1cm, benih dipelihara menggunakan waring hijau dan diletakkan di dasar bak.
Pemeliharaan benih
Pemeliharaan dilakukan di dalam bak menggunakan keranjang dengan kepadatan 30-40 ekor per keranjang. Pemberian rumput laut segar diberikan dua kali dalam satu minggu secara addlibitum. Shelter buatan dibuat dengan pipa PVC yang dibelah dua yang disediakan pada setiap wadah pemeliharaan. Benih dipelihara selama 80-90 hari atau mencapai ukuran 2-3cm yang siap untuk dibesarkan di laut.
Pembesaran
Pembesaran abalone dilakukan pada ukuran 2-3cm hingga mencapai ukuran pasar 5-6 cm. Lama pemeliharaan dilakukan selama 9-11 bulan. Pembesaran ini dapat dilakukan di darat pada bak-bak pemeliharaan maupun di laut pada karamba jarring apung atau menggunakan sistem tancap/ pen culture. Padat penebaran pada budidaya abalone adalah 600-100 per m2. Untuk memudahkan dalam pemeliharaan dan pemberian pakan, pemeliharaan dikombinasi dengan plastik bergelombang maupun potongan pipa PVC sebagai tempat berlindung/ shelter.
Dari berbagai sumber.

0 komentar: