B erikut target kebijakan maritim Jokowi - Jusuf Kalla : Pembangunan 100 sentra perikanan sebagai tempat pelelangan ikan terpadu dengan pe...

Berikut target kebijakan maritim Jokowi - Jusuf Kalla :
  1. Pembangunan 100 sentra perikanan sebagai tempat pelelangan ikan terpadu dengan penyimpanan dan pengolahan produk perikanan terpadu.
  2. Pemberantasan illegal, unregulated, dan unreported fishing.
  3. Mengurangi intensitas penangkapan di kawasan overfishing, dan meningkatkan intensitas penangkapan di kawasan underfishing sesuai batas kelestarian.
  4. Rehabilitasi kerusakan lingkungan pesisir dan lautan.
  5. Peningkatan luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan, dalam lima tahun akan menjadi 17 juta hektar dan penambahan konservasi seluas 700 hektar.
  6. Penerapan best aqua-culture practice untuk komoditas-komoditas unggulan.
  7. Mendesain tata ruang wilayah pesisir dan lautan yang mendukung kinerja pembangunann maritim dan perikanan.
  8. Meningkatkan produksi perikanan dua kali lipat menjadi 40-50 juta ton per tahun pada tahun 2019.
Diolah dari KPU 2014


Klik untuk memperbesar gambar

K etergantungan mata pencaharian terhadap cuaca menyebabkan minimnya pemasukan nelayan. Pendapatan rata-rata nelayan di Daerah Istimewa Yo...

Ketergantungan mata pencaharian terhadap cuaca menyebabkan minimnya pemasukan nelayan. Pendapatan rata-rata nelayan di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di bawah garis kemiskinan, yaitu sekitar Rp 10.111.333,- per tahun. Di Pantai Sadeng sendiri, salah satu pantai pelabuhan yang terletak di ujung timur Kabupaten Gunung Kidul DIY, rata-rata pendapatan nelayannya hanya mencapai Rp 8.400.000,- sampai dengan Rp 12.000.000,- per tahun. Di sisi lain, sebagai kaum marjinal di pesisir, para nelayan hanya memiliki keterampilan melaut. Sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menambah nilai pada hasil tangkapan.
Begitu pula dengan istri-istri nelayan atau wanita nelayan, yang sehari-hari hanya melaksanakan peran domestik saja. Keadaan seperti ini pada akhirnya berdampak pada ekonomi rumah tangga nelayan dan menyebabkan istri nelayan menjadi korban. Istri nelayan harus mencari hutang dan menggadaikan barang-barang saat suaminya tidak melaut (Pamela, 2012). Masalah finansial ini jika dibiarkan terus-menerus dapat memberi pengaruh negatif pula terhadap pendidikan anak, pemenuhan gizi keluarga, hingga pertengkaran dan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar sebagai penghasil komoditi perikanan dunia, terutama ikan tuna. Pantai Sadeng termasuk dalam salah satu kawasan laut penghasil komoditas tuna terbanyak di Indonesia. Data dari laporan tahunan PPP Sadeng (2010), hasil tangkapan ikan selama tahun 2005-2009 meningkat antara 11,82% sampai dengan 40,67% tiap tahunnya. Namun, pada kenyataannya tidak semua produksi perikanan dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, karena untuk beberapa jenis ikan memiliki pasar ekspor yang sangat baik, sehingga sebagian besar produksinya langsung diekspor.
Sejalan dengan itu, menurut Ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Karya Lestari, Ni Made Putriningsih Wirna, usaha pengolahan hasil perikanan adalah kegiatan yang sangat strategis dan menguntungkan, karena di samping jenis ikan sangat banyak, jenis olahannya pun sangat beragam (Yasin, 2013). Gary Stibel, CEO New England Consulting Group (NECG), menyatakan bahwa makanan ringan adalah trend makanan jangka panjang dan masa depan pangan (Stibel, Topsy, 2012). Wakil presiden pemasaran dan penjualan Rudoph Foods, Mark Singleton, menambahkah bahwa makanan ringan yang kini berpotensi untuk dikembangkan adalah makanan ringan sehat dengan pilihan rasa yang unik (Toopsy, 2012).
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan peran wanita nelayan, lini pemberdayaan Forum Kajian Perikanan menginisiasi Tresna Iwak, sebuah gerakan pemberdayaan wanita nelayan berbasis diversifikasi olahan tuna melalui pendekatan bisnis-sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir D.I. Yogyakarta.
Melalui gerakan ini, istri-istri nelayan dilatih dan dibina untuk membuat produk stick ikan tuna (STIKi) yang berorientasi pada konsep usaha bersama. STIKi hadir sebagai olahan pangan sehat yang gurih, lezat, menyehatkan, dan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat. [yai]
Kenali kami lebih dekat dengan bermain ke website Tresna Iwak.
Istri Nelayan Sadeng